Oleh: Kang Haji Ali Kurniawan
(Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU KBB/ Pembina Dai Kamtibnas POLRES Cimahi Wilayah Kab. Bandung Barat)
Khutbah I
اللَّه أَكْبَرُ ٣×. اللَّه أَكْبَرُ ٣×.اللَّه أَكْبَرُ٣×. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ. وَاللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِي الْمَحْشَرْ. نَبِيٌّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ أَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ الكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ، وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Hadirin, Sidang Idul Fitri yang berbahagia
Pertama dan yang paling utama mengawali khutbah ini marilah kita mengucap dan mengungkap rasa syukur yang larut dalam suasana penuh suka cita. Syukur yang diiringi gemuruh takbir, tahmid dan Tahlil yang membahana ke seantero bumi, Syukur yang memenuhi ruang dada dengan rasa suka dan bangga kepada Allah Robbul aalamiin, syukur yang membangun kesadaran bahwa betapa Allah hadir, betapa Allah Maha Agung, betapa Allah Maha Penyayang, dengan segala kenyataan yang kita alami. Tak selembar rambutpun yang melekat pada diri kita dapat kita klim sebagai milik dan hasil kehendak kita, tak selembar dedaunan pun yang bekerja menyuplai oksigen dapat kita klim sebagai penataan manusia, Tak satu amal kebaikanpun, seperti saum, tarawih, zakat, infaq, shilaturrahmi, sedekah dan berkumpulnya kita pada saat ini melaksanakan Sholat Iedul Fitri, dapat kita lakukan sepenuhnya karena kekuatan, kemampuan dan kemauan kita, semuanya hadir dan terjadi hanya karena rahmat dan karunia Allah semata.
وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُه مَا زَكٰى مِنْكُمْ مِّنْ اَحَدٍ اَبَدًاۙ
Sekiranya tidak ada karunia kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu dapat melakukan yang memperbaiki dirinya selama-lamanya (Q.S An-Nur:21).
وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطٰنَ
Kalau tidak ada Karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syetan, (QS. An-Nisa: 83).
Dalam makna inilah kita bersyukur, yakni Syukur yang mampu memenuhi ruang rongga dada dengan rasa bangga kepada Allah semata, bukan bangga pada diri. Syukur yang mampu menangkap kasih sayang dan keagungan Alloh dalam segala kenyataan yang dialami. Syukur inilah yang dibangun oleh makna Takbir, Tahmid dan Tahlil. Pertama, makna Ucapan Takbir, adalah suatu keinginan untuk senantiasa memperbaharui janji dan pengakuan kepada ke Maha-Besaran Allah SWT., karena di masa lalu mungkin saja keMaha-Besaran Allah sering dikotori oleh debu-debu yang membuat diri berlaku takabur, sering kita lupa bahwa hakikatnya kita tidak punya apa-apa. Kedua, Tahmid, yakni menyampaikan pujian kepada Allah SWT adalah suatu tekad uantuk menguatkan keyakinan bahwa hanya Alloh lah yang berhak mendapat pujian, karena tak terhingganya segala kenikmatan yang telah diberikan-Nya kepada kita. Di hari-hari yag lalu karena kita sudah meraih prestasi duniawi, seringkali hati kita terbius dan menuntut pujian dari orang-orang di sekitar kita. Kita lupa bersyukur, padahal apa makna prestasi kita jika bukan Alloh yang memberikan kemampuan. Ketiga, ucapan Tahlil atau Laa ilaaha illallah, yang berarti tiada Tuhan selain Allah, adalah sebuah pemantapan keyakinan kita bahwa tidak ada Dzat yang berhak diibadahi, kecuali Allah. Dalam keseharian kita di masa yang lalu pengakuan yang terucap dalam kalimah Tahlil tadi, sering terusik oleh bisikan-bisikan nafsu manusiawi yang membuat kita tergelincir, kita sering dipaksa oleh keadaan untuk berpegang dan meyakini seolah-olah ada sandaran lain selain Allah. Hari ini dalam suasana hati yang bening, kita disadarkan kembali untuk tidak bergeser sedikitpun dalam urusan keyakinan kita, hanya kepada Allah Subhanahu wata’ala.
اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Hadirin, jama’ah shalat Idul Fitri rahimakumullah
Alhamdulillah, Tepat pada hari ini, 1 Syawal 1445 Hijriah, kita semua merayakan Hari Raya Iedul Fitri, hari kemenangan dan hari yang suci bagi hamba-hamba Allah yang telah berjuang selama satu bulan penuh, dengan berpuasa di siang hari dan memperbanyak ibadah di malam hari. Kemenangan tersebut bukan diraih dengan biasa-biasa saja, melainkan dengan susah payah dan penuh pengorbanan, yaitu menahan diri dari yang dapat membatalkan puasa seperti menahan makan, minum dan syahwat di siang hari, kemudian memperbanyak tadarus Al-Qur’an, tarawih, tahajud, hajat dan witir di malam hari. Serta menghindari segala sesuatu yang dapat merusak pahala ibadah puasa, seperti gibah, namimah, fitnah dan sebagainya.
اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah
Baru beberapa jam shaum berlalu. Kini tinggal kenangan dan bekas-bekas yang telah berbaur dengan darah dan seluruh jiwa raga orang beriman. Perpisahan dengan waktu adalah keniscayaan yang tidak bisa terelakan, tapi pesan dan nilai yang dibawanya justru menjadi tujuan yang harus tetap membekas sepanjang hayat. Kesan dan pesan terindah dari shaum adalah intensitas kedekatan Allah kepada hamban-Nya begitu nyata dan terasa. Begitu proaktif Allah menghampiri hamba-Nya dengan sentuhan penuh kasih sayang. Seraya berfirman:
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah: 86)
Situasi psikologis takwa yang dilatihkan pada saat shaum seperti Kepekaan dan daya kontrol moral selama kita shaum, keterarahan terhadap harapan dan ridla Allah, hendaknya menjadi kendali tertinggi dalam penataan seluruh hidup kita. Inilah gambaran masa depan yang dibangun oleh shaum, hari esok akan menjadi hari yang lebih elok yang diukir oleh nilai-nilai takwa sebagai buah dari shaum.
اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin wal muslimat, rahimakumullah
Paling tidak ada tiga hal penting pasca shaum yang harus kita lanjutkan di hari ini hingga hari selanjutnya. Yang pertama Ajaran dari Shaum yang kita laksanakan, shaum menghendaki, agar nilai-nilai takwa tersebut terbaca dari seluruh penampilan diri kita, terbaca oleh anak dan isteri kita, terbaca oleh umat sekitar kita, terbaca oleh teman dan bawahan kita. Yang kedua, bagi orang islam tidak ada kesuksesan atau keberuntungan kecuali harus dikawal dengan dzikir kepada Allah, khususnya shalat. Di dunia ini tidak ada seruan yang paling hebat, dahsyat dan mendunia seperti seruan Adzan untuk sholat, setiap menit bahkan setiap detik Adzan terus menerus berkumandang, sambung menyambung dari satu daerah ke daerah. Dalam seruan tersebut ada dua ajakan pokok yaitu Hayya ‘alash sholah dan hayya ‘alal falah. Dua ajakan tersebut pada dasarnya menyatu bahwa kesuksesan atau keberuntungan tersebut merupakan pengejawantahan dari sholat, dan bahwa sholat akan mampu membimbing manusia pada hidup sejahtera. Inilah pelajaran penting dari shaum. Dimana kesejateraan hidup harus dibangun dalam bingkai takwa. Di dalam takwa terdapat solusi atas problematika kehidupan dan jalan kehidupan atau rizki yang diberkahi, Alloh mengingatkan dengan firmannya:
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًاۙ. وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezwki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. At-Thalaq: 1-2)
Ketiga Shaum mengajarkan pada kita, bahwa kita memerlukan bimbingan Allah. Bukan semata harta, jabatan atau fasilitas hidup lainnya, karena semua itu bisa menjadi petaka yang menyengsarakan bila bimbingan dan pertolongan Allah tidak hadir di dalamnya. survei telah membuktikan, ada orang kaya yang malah dipermalukan oleh kekayaannya, ada orang pintar yang malah dijerumuskan oleh kepintarannya dan juga ada pejabat yang diperbudak dan dipenjarakan oleh jabatannya. Semua itu terjadi karena pertolongan Allah tidak hadir dalam hidup dan kehidupannya. Allah tidak hadir dalam pertimbangan dan keputusan dan tindakannya. Agar kehidupan manusia membawa berkah dan kesejahteraan lahir batin, Allah menyediakan diri dan berjanji akan menolong hamba-Nya, yakni hamba-Nya yang berusaha menolong agam-Nya, Allah menjelaskan dengan Firmannya:
وَلَيَنْصُرَنَّ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ لَقَوِيٌّ عَزِيْزٌ(40) اَلَّذِيْنَ اِنْ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ اَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ وَاَمَرُوْا بِالْمَعْرُوْفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَلِلّٰهِ عَاقِبَةُ الْاُمُوْرِ(41)
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang-orang yang menolong (agama)-Nya, sesungghnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu)orang-orang yang jika kami beri kedudukan di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat makruf dan mencegah perbuatan yang munkar, dan kepada Allah lah kembali segala urusan (Al-Hajj: 40-41).
Ayat ini menunjukan bahwa orang-orang yang memiliki kedudukan atau jabatan di bumi mendapat pengakuan khusus dari Allah. Sebagai penghargaan bagi mereka, Allah menjanjikan pertolongan dengan syarat mereka harus menolong Allah, yakni menolong agama-Nya. Dengan apa mereka membela agama Allah? Ayat ini menjelaskan dengan mendirikan sholat, membayar zakat dam amar makruf nahyi munkar.
اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin wal muslimat, rahimakumullah
Itulah kesan dan pesan yang sangat penting dari shaum, itulah aktualisasi takwa yang dinyatakan sebagai tujuan shaum, dan itulah refleksi paling jelas dari takbir, tahmid dan tahlil yang dikumandangkan di penghujung shaum. Intinya adalah mengagungkan Allah dalam sebuah peristiwa dan kenyataan yang kita alami. Menghadirkan Allah dalam seluruh pertimbangan, keputusan dan tindakan yang kita ambil. Hanya inilah yang akan menjamin keselamatan dan kesejahteraan hidup orang beriman. Selamat dan sejahtera dunia dan akhirat. Tanpa bersendikan takwa seperti itu, kemajuan sehebat apapun yang dicapai tak ubahnya bagaikan fatamorgana di padang pasir yang diduga sebagai air oleh orang-orang dahaga. Inilah yang kan menghantarkan pada kehidupan hari esok yang lebih baik dalam arti yang sebenarnya.
Demikianlah khutbah hari raya ini, semoga bisa menjadi evaluasi ibadah kita selama bulan Ramadhan dan juga bisa menjadikan kita untuk istiqamah tetap memperbanyak ibadah dan amal kebajikan di bulan-bulan selain Ramadhan. Dan semoga, kita semua dijadikan oleh Allah swt, menjadi hamba yang istiqamah dalam ibadah dan amal saleh, sehingga senantiasa kita akan menjadi hamba yang selalu dekat dengan Allah dan selalu mendapatkan kemenangan.
تقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ عِيْدِنَا، وَأَعِدْهُ عَلَينَا أَعْوَامًا عَدِيْدَةً أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُواْ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦٓ إِخۡوَٰنًا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ
Khutbah II
اللهُ اَكْبَرْ ٣× اللهُ اَكْبَرْ ٤ ×. اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ. الْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِقْرَارًا بِرُبُوْبِيَّتِهِ وَاِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَوَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْبَشَرِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْمَصَابِيْحِ الْغَرَرِ. مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ. مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ
أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ. وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلَا ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلًا عَلِيْمًا. إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ جَدِّ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ وَعَلَى أَلِهِ وِأَصْحَابِهِ خَيْرِ أَهْلِ الدَّارَيْنِ خُصُوْصًا عَلَى أَوَّلِ الرَّفِيْقِ سَيِّدِنَا أَبِى بَكْرٍ الصِّدِّيْق. وَعَلَى الصَّادِقِ الْمَصْدُوْق سَيِّدِنَا أَبِي حَفْصٍ عُمَرَ الْفَارُوْقِ. وَعَلَى زَوْجِ الْبِنْتَيْنِ سَيِّدِنَا عُثْمَانِ ذِيْ النُّوْرَيْنِ. وَعَلَى ابْنِ عَمِّهِ الْغَالِبِ سَيِّدِنَا عَلِيِّ بْن أَبِيْ طَالِب. وَعَلَى السِّتَّةِ الْبَاقِيْنَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ أَجْمَعِيْنَ. وَعَلَى الشَّرِيْفَيْنِ سَيِّدَيْ شَبَابِ أَهْلِ الدَّارَيْنِ أَبِيْ مُحَمَّد الْحَسَنِ وَأَبِيْ عَبْدِ اللهِ الْحُسَيْنِ. وَعَلَى عَمَّيْهِ الْفَاضِلَيْنِ عَلَى النَّاسِ سَيِّدِنَا حَمْزَة وَسَيِّدِنَا الْعَبَّاسِ. وَعَلَى بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ. وَعَلَى التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمَيْنَ
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ أَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْن وَانْصُرْ مََنْ نَصَرَ الدِّيْنَ. وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ. اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ. وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ اللّهُمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ عَلَى الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار عِبَادَاللهِ. اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Untuk mendownload Naskah Khutbah Idul fitri ini silakan mengklik tautan berikut Download disini