Syahriahan MWC NU Cipatat: Penguatan Tradisi dan Keilmuan Ahlussunnah Waljama'ah

Breaking News

Syahriahan MWC NU Cipatat: Penguatan Tradisi dan Keilmuan Ahlussunnah Waljama'ah



Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Cipatat kembali mengadakan kegiatan Syahriyahan rutin yang kali ini digelar pada Sabtu, 7 Desember 2024 bertepatan dengan 5 Jumadil Akhir 1446 H. Kegiatan ini berlangsung di Masjid Jami Al-Falah, Kampung Ciparang, RT 03 RW 07, Desa Cipatat, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.

Acara ini menghadirkan KH. Abdul Majid, seorang ulama terkemuka sekaligus pengurus PCNU Kabupaten Bandung Barat, sebagai narasumber utama. Dalam kesempatan ini, beliau membahas dua kitab penting, yakni Khasiyah Mukhtashor Ibn Abi Zamroh dan Risalah Ahlussunah Waljamaah.
Syahriyahan dimulai sejak pukul 08.00 WIB dan dihadiri oleh Kepala Desa Cipatat,  pengurus MWCNU Cipatat, Ansor, Muslimat, IPNU, para tokoh agama, masyarakat, serta jamaah NU dari berbagai wilayah di Kecamatan Cipatat. Selain memperdalam pemahaman keislaman melalui kajian kitab, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi antarsesama anggota Nahdlatul Ulama dan masyarakat sekitar.

Dalam tausiyahnya, KH. Abdul Majid menekankan pentingnya menjaga tradisi keagamaan yang selaras dengan ajaran Ahlussunah Waljamaah. "Kita harus sesuai dengan akidah, amaliah, akhlak ahlussunnah wal jama'ah. Dalam perihal akidah, ahlussunnah wal jama'ah mengikuti madzhab abu musa Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi. Diantara pandangannya bahwa ahlusunnah waljama'ah dituntut untuk kasab atau ikhtiar. (Wa indana lil 'abdi kasbun kullifa) Namun, bagi dalam pandngan ahlussunah, ikhtiar tidak bisa menentukan, yang menentukan hanya Allah. Dalam amaliyah fiqh, ahlussunah waljama'ah bersumber pada Al-Qur'an, Hadits, Ijma'  dan Qiyas"

Selanjutnya, syahriahan kali ini membahas kitab Khasiyah Mukhtashor Ibn Abi Zamroh diantaranya hadits tentang minum. Pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW. Melarang minum langsung dari mulut teko.

Sedangkan pembahasan pada kitab Risalah Ahlussunah Waljamaah, Kajian berkaitan dengan tanda-tanda kiamat. Diantara tanda-tandanya adalah : 
1. Pemimpin yang Munafik dan Fasik "Tanda selanjutnya adalah hari kiamat tidak akan terjadi sampai tiap-tiap kabilah dipimpin oleh orang-orang munafiknya, orang yang paling rendah menjadi pemimpin kaum, dan kabilah dipimpin oleh orang-orang fasiknya. Ini diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari Ibnu Mas’ud ra dan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah ra. 
2. Penuh Perhiasan tapi Hati Kosong. Mihrab-mihrab dihiasi dengan ornamen-ornamen yang indah dan hati dibiarkan kosong. Ini diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari Ibnu Mas’ud ra. 
3. Pesatnya Perdagangan, Berkembangnya Ilmu Tulis Menulis, Kesaksian Palsu 
Tanda lainnya adalah pesatnya perdagangan hingga kaum wanita membantu suaminya dalam berdagang, terputusnya tali persaudaraan, merebaknya pena (tulis-menulis), dan munculnya kesaksian-kesaksian palsu. Ini diriwayatkan oleh Ahmad dan al Bukhari dari Ibnu Mas’ud ra. Yang dimaksud dengan merebaknya pena ialah banyaknya juru tulis dan minimnya ulama (orang yang berilmu).


Pewarta: Asep Supriyadi

© Copyright 2022 - NU KBB Online