Bandung Barat, 23 Februari 2025 – Dalam rangka memperingati Harlah NU ke-102, Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU Jawa Barat menggelar forum diskusi ilmiah di Pondok Pesantren Al-Huda Baital Ma’mur, Kabupaten Bandung Barat. Forum yang dihadiri oleh para kiai dan ulama dari berbagai daerah ini membahas dua topik utama, yakni xenotransplantasi (transplantasi organ hewan ke manusia) dan hukum wasiat bagi anak yang murtad.
Dalam Bahtsul Masail ini, hadir para kiai dan ulama yang berperan sebagai Mushahhih, Perumus, dan Notulen, di antaranya sebagai mushahih yaitu:KH. Ubaidillah Haris, M. Pd, KH. Sonsoh Hasan Syafe’i, KH. Khozinatul Asror, KH. Nanang Umar Faruq, KH. Hilman Farid dan KH. Abdul Majid. sedangkan untuk Perumus terdiri dari: Kiai Afif Yahya Aziz, SH; Kiai M. N. A Syamil Mumtaz; Kiai Abbas Fahim; Kiai Rifqi Ahmad Husaeri; Kiai Musthofa Bisri;Kiai Jenal Muttaqin. sedangkan untuk Notulen yaitu: KH. Yusuf Abdul Qodir; Kiai Muadz Humaedi Rosyidi; Ust. Abdul Muis; Ust. Nurkholis, S. Farm; Ust. Acep Azhar Hamba.
Xenotransplantasi: Solusi atau Masalah Etis?
Salah satu pembahasan yang mencuri perhatian adalah xenotransplantasi, yakni pemindahan organ dari hewan (terutama babi) ke manusia. Fenomena ini muncul sebagai solusi bagi tingginya permintaan organ manusia yang tidak sebanding dengan ketersediaannya.
Dalam keputusan yang diambil, LBM PWNU Zona 3 menyatakan bahwa transplantasi organ dari hewan najis seperti babi tidak diperbolehkan, kecuali dalam kondisi tertentu, seperti:
- Tidak adanya organ alternatif yang berasal dari hewan suci atau hewan najis selain mughalladzah.
- Tingkat risiko transplantasi tidak lebih besar dibandingkan jika pasien dibiarkan tanpa pengobatan.
- Proses dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten dan terpercaya.
- Tidak adanya pilihan organ lain yang lebih baik dalam waktu cepat.
LBM PWNU Jabar juga menegaskan bahwa urine yang dihasilkan dari ginjal babi yang ditransplantasikan ke manusia tidak dihukumi sebagai najis mughalladzah, sebab organ tersebut telah menyatu dengan tubuh manusia dan menjadi bagian yang suci dalam syariat.
Referensi dalam Kitab Fikih:
المجموع شرح المهذب – النووي
"فلو أراد المضطر أن يقطع قطعة من نفسه من فخذه أو غيرها ليأكلها فإن كان الخوف منه كالخوف في ترك الأكل أو أشد حرم القطع بلا خلاف، وصرح به إمام الحرمين وغيره، وإن لم يكن كذلك ففيه وجهان مشهوران ذكرهما المصنف بدليلهما".
حاشية الجمل على شرح المنهج = فتوحات الوهاب بتوضيح شرح منهج الطلاب
"لحمله نجسا تعدى بحمله وجب عليه نزعه أي النجس وإن اكتسى لحما إن أمن من نزعه ضررا يبيح التيمم ولم يمت كوصل المرأة شعرها بشعر نجس فإن امتنع لزم الحاكم نزعه؛ لأنه مما تدخله النيابة كرد المغصوب فإن لم يأمن مع تمكنه من الضرر أو مات قبل النزع لم يجب نزعه".
تحفة المحتاج في شرح المنهاج وحواشي الشرواني والعبادي
"ولو وصل معصوم إذ غيره لا يأتي فيه التفصيل الآتي على الأوجه لأنه لما أهدر لم يبال بضرره في جنب حق الله تعالى وإن خشي منه فوات نفسه عظمه لاختلاله وخشية مبيح تيمم إن لم يصله بنجس من العظم ولو مغلظا".
Hukum Wasiat bagi Anak Murtad: Sah atau Tidak?
Topik lain yang mengemuka dalam forum ini adalah hukum wasiat bagi anak yang murtad. Kasus yang diangkat dalam diskusi berkisah tentang seorang pengusaha sukses yang mewariskan hartanya kepada anak-anaknya, termasuk seorang anak yang kemudian murtad setelah ayahnya wafat.
Para ulama menyepakati bahwa wasiat kepada anak yang murtad tidak sah kecuali dalam dua kondisi:
- Wasiat diberikan secara spesifik tanpa menyebut status kemurtadan anak tersebut.
- Wasiat mendapat persetujuan dari ahli waris lainnya.
Keputusan ini didasarkan pada berbagai referensi fikih yang menyatakan bahwa seseorang yang keluar dari Islam tidak memiliki hak waris, kecuali ada persetujuan dari ahli waris lainnya.
Referensi dalam Kitab Fikih:
📖 تحفة المحتاج في شرح المنهاج وحواشي الشرواني والعبادي
"ولذمي( ومعاهد ومستأمن ولأهل الذمة أو العهد لكن لا بنحو مصحف، وذلك كما تحل الصدقة عليهم )وكذا حربي( بغير نحو سلاح )ومرتد( حال الوصية لم يمت على ردته )في الأصح( كالصدقة أيضا وفارقت الوقف بأنه يراد للدوام وهما مقتولان".
📖 مغني المحتاج إلى معرفة معاني ألفاظ المنهاج
"وتصح( الوصية )لذمي( بما يصح تملكه له كما يجوز التصدق عليه، ففي الحديث الصحيح: »في كل كبد حراء أجر« وعن البيهقي: أن صفية رضي الله تعالى عنها أوصت لأخيها بألف دينار وكان يهوديا".
📖 الحاوى الكبير ـ الماوردى
"فأما وصية المرتد فعلى ثلاثة أقسام: الأول أن يوصي لمن يرتد عن الإسلام، فالوصية باطلة لعقدها على معصية. الثاني أن يوصي بها لمسلم فيرتد عن الإسلام بعد الوصية له، الوصية جائزة؛ لأنها وصية صادفت حال الإسلام. والثالث أن يوصي بها لمرتد معين، ففي الوصية وجهان: أحدهما باطلة، والثاني جائزة".
Kesimpulan
Keputusan Bahtsul Masail ini memberikan panduan bagi umat Islam dalam menghadapi dilema medis dan hukum waris. Xenotransplantasi masih menjadi perdebatan, namun dalam kondisi darurat, Islam memberikan ruang untuk mempertimbangkan kemaslahatan pasien. Sementara itu, dalam hukum waris, status keimanan seseorang tetap menjadi faktor penting dalam menentukan keabsahan wasiat.
Forum ini diharapkan menjadi wadah bagi umat Islam untuk memahami perkembangan zaman dengan tetap berpegang pada nilai-nilai syariat.
Pewarta: Tim LTN NU KBB