Rihlah Ramadhan 2025: Pesantren Literasi PCNU Bandung Barat, Santri Literatif dan Pesantren Berdaya

Breaking News

Rihlah Ramadhan 2025: Pesantren Literasi PCNU Bandung Barat, Santri Literatif dan Pesantren Berdaya

 

Rihlah Ramadhan 2025: Pesantren Literasi PCNU Bandung Barat, Santri Literatif dan Pesantren Berdaya. Ini memang sebuah kejutan. Gebrakkan baru untuk sebuah tradisi yang akan terus dikembangkan. Ya, pada Ramadhan 1446 H/2005 Pangurus Cabang Nahdhatul Ulama Kabupaten Bandung Barat (PCNUKBB), mencoba formula baru mengisi bulan penuh Rahmat tersebut dengan menggelar kegiatan yang diberi tajuk Rihlah Ramadhan – Pesantren Literasi.

Kegiatan ini berupa penampilan Nada dan Dakwah dari K.H. Ma’mur Saadie Bersama grup musikalisasi puisi binaanya. Format ini sebelumnya telah digelar di beberapa acara Maulid Nabi Muhammad S.A.W, serta di acara Festival Literasi dan Bursa Buku Murah yang digelar di Balepare Kotabaru Parahyangan, Kabupaten bandung Barat pertengahan Maret 2025 lalu. 

“Format dakwah yang menyejukkan, dengan iringan musik akustik dan lagu-lagu berupa musikalisasi dari puisi-puisi KH. Ma’mur Saadie ini, banyak menarik perhatian para penonton, dan dinilai sebagai format dakwah berbalut sastra yang mengundang banyak imajinasi hadir dalam benak dan hati, sekaligus penuntun adab yang meditatif,” tutur Ketua PC NU KBB, KH Yusuf Abdul Qodir.

Format ini kemudian dihadirkan di Pondok Pesantren Riyadhul Huda Ngamprah Kab. Bandung Barat pada Jumat, 14 Maret 2025, serta di Pondok Pesantren Terpadu Al-Bidayah Cangkorah pada Minggu 16 Maret 2025.

Acara tersebut juga menghadirkan penyair Gusjur Mahesa yang membacakan puisinya secara atraktif, dengan tema korupsi yang dibalut dengan suasana Ramadhan dan lebaran/hari raya idul fitri. 

Selain itu, dihadirkan pula pembahasan prosa khususnya cerpen lebaran, dari buku Kumpulan Cerpen Lebaran: Surat Cinta Langit terbitan Magma Insan Prima, oleh sastrawan Moh. Syarif Hidayat. Penghadiran cerpen tema lebaran ini, juga diharapkan akan menjadi sebuah tradisi untuk pengadaan bengkel kerja penulisan fiksi dan lomba cerpen bertema ramadhan/lebaran di kalangan para santri.

Kegiatan yang digelar di Pondok Pesantren Darul Falah, Cihampelas, Kab. Bandung Barat pada Sabtu,15 Maret 2025 ini, juga menghadirkan bentuk seni pertunjukkan (performing art) bertajuk Buku, Adab, dan Etika Santri oleh perupa Rudi St. Darma. 

Ramuan ini menjadi titik berangkat pergerakan literasi yang dikenalkan kepada para santri di masing-masing pontren tersebut, dan merupakan pengenalan salah satu bentuk literasi dasar itu, untuk meningkatkan pengetahuan literasi sejak dini.  

“Sebagaimana diungkapkan Elizabeth Sulzby, literasi adalah kemampuan seseorang dalam berbahasa dan berkomunikasi. Dimana orang tersebut tidak hanya memiliki kemampuan membaca saja. Tetapi juga memiliki kemampuan menyimak, berbicara serta menulis. Kita berharap para santri yang tengah belajar agama, juga nantinya tergerak untuk mempunyai kemampuan litertif tersebut. 

Di kalangan NU, banyak penyair lahir, seperti Acep Zamzam Noor, Ahmad Faisal Imron, Asep Salahudin, Mustofa Bisri, Ma’mur Saadie, cerpenis Joni Ariadinata dan Kuswaidi Syafiie, atau pun fikminer Ahmad Fawzi Imron, penulis biografi Iip D. Yahya, hingga novelis Fauz noor. Maka kegiatan ini, bisa dikatakan untuk menjadi bagian kaderisasi santri yang juga sastrawan, atau punya wawasan sastra,” jelas Eriyandi Budiman, Ketua Perkumpulan Bintang Nusantara yang membantu kegiatan tersebut.

Berkaitan dengan acara tersebut, juga diadakan santunan untuk santri yatim piatu. “Alhamdulillah ada santunan dari Mutif Corp. berupa pakaian untuk lebaran, serta bantuan buku untuk setiap pesantren dari beberapa donator dan penerbit buku,” tambah pak H. Aceng Mumin, Ketua Lazisnu PC NU KBB, yang selama satu bulan mempersiapkan acara tersebut bersama para anggota lainnya, termasuk LPNU, LP Maarif, yang juga dibantu Wildan Awaludin, salah satu penggerak literasi di Kabupaten Bandung Barat, yang juga cukup aktif di GPMB KBB dan PC NU KBB.

“Dengan membawa tema ‘Santri Literatif, Pesantren Berdaya’, pergerakan ini berupaya untuk menjadikan pesantren memahami literasi secara substantif, dan mampu mewujudkan amalan dari ilmu yang didapatkan para santri secara ikhlas” jelas H. Aceng. Gayung bersambut dari tiga pesantren yang mendukung kegiatan ini, tentu menjadi kabanggaan dan keharuan tersendiri bagi H. Aang Suryana, ketua LP Maarif sebagai koordinator Acara.”Saya bersyukur kegiatan ini mendapat sambutan dan dukungan, sehingga tekad kami untuk menjadikan santri yang literatif dan pemberdayaan pesantren, dapat diwujudkan secara baik. Kami mohon do’a restu, agar acara ini dapat terus berkelanjutan,” ujarnya penuh semangat

Pewarta: tim LTNNU KBB

© Copyright 2022 - NU KBB Online